Jumat, 04 November 2016
Senin, 03 Oktober 2016
Minggu, 24 April 2016
PERBEDAAN KARYA ILMIAH DENGAN KARYA NON ILMIAH
- Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara secara logis dan sistematis kepada pembaca. Karya tulis ilmiah juga bisa bisa dikatakan sebagai tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dipaparkan oleh penulis atau peneliti dan dikomunikasikan dengan bahasa yang formal dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta umum yang menyajikan fakta umum dan ditulis menggunakan metodologi penulisan yang benar. Karya ilmiah juga menggunakan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal dan didukung fakta yang bisa dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan ini dilakukan melalui pengamatan, penyelidikan dan pengumpulan data yang dilakukan melaui proses penelitian.
- Karya tulis non-ilmiah adalah karya tulis atau karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari – hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum dan biasanya menggunakan gaya bahasa popular atau bahasa yang digunakan sehari – hari.
- Ada beberapa perbedaan yang signifikan antara karya tulis ilmiah dan non – ilmiah.Pertama, karya ilmiah merupakan pembahasan hasil penelitian ( Faktual Objektif ). Faktual Objektif maksudnya adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti, kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, Karya Ilmiah bersifat metodis dan sistematis, maksudnya dalam pembahasan masalah digunakan cara atau metode tertentu dengan langkah – langkah teratur dan dikontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam penulisannya karya tulis ilmiah menggunakan bahasa yang formal dan sesuai dengan kode etik penulisan ilmiah.
Sumber: http://ahid-wahyu-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-92288-Umum-Perbedaan%20Tulisan%20Ilmiah%20dan%20non%20Ilmiah.html
Mengapa Memilih Jurusan Manajamen
Setiap orang pasti mempunyai cita - cita yang tinggi untuk masa depannya kelak, bekerja di perusahaan terbaik, bahkan ada yang bercita - cita menjadi seorang pembisnis. Salah satu caranya adalah dengan bersekolah sampai lulus SMA dan melanjuti ke jenjang perkuliahan. Dengan demikian, ilmu yang menjadi bekal untuk mencapai cita- cita kita kelak akan memadai.
Bagi saya, dunia perkuliahan merupakan satu proses terpenting yang harus saya lewati agar saya dapat mencapai cita - cita yang saya inginkan. Cita - cita saya adalah ingin menjadi wanita karir di salah satu Bank Swasta di Indonesia.
Pada saat saya lulus SMA, saya harus langsung memilih universitas dimana saya akan kuliah. Universitas Gunadarma pun terpilih menjadi Universitas dimana saya akan berkuliah. Di Universitas Gunadarma saya juga harus memilih jurusan yang akan saya ambil. Setelah berdiskusi dengan kedua orang tua saya, saya memilih jurusan Manajemen. Alasan pertama saya, karena pada saat SMA, saya juga merupakan murid dari jurusan IPS, jadi saya sudah banyak tahu tentang ekonomi. Kedua, karena saya mempunyai cita - cita bekerja di Bank, maka saya mengambil jurusan Manajemen. Ketiga, jurusan inilah yang saya minati sejak awal. Menurut saya, dengan mengambil jurusan Manajemen, saya tidak akan sulit mendapatkan pekerjaan karena hampir setiap perusahaan membutuhkan karyawan yang ahli di bidang Manajamen. Alasan - alasan itulah mengapa saya memilih jurusan Manajemen. Dengan menentukan pilihan sendiri sesuai dengan cita - cita saya, saya harap saya akan sukses kedepannya dan dapat mewujudkan cita - cita saya yaitu bekerja di salah satu Bank Swasta di Indonesia.
Sabtu, 26 Maret 2016
Kasus Pelecehan Seksual Oleh Saipul Jamil (Tugas B.Indo 5)
Dunia hiburan tanah air kembali dihantam berita mengejutkan. Saipul Jamil dijemput polisi karena tuduhan pencabulan pada seorang pria. Pihak kepolisian membenarkan bahwa artis berinisial SJ telah diamankan karena tuduhan pelecehan seksual. Dia ditangkap pada Kamis (18/2/2016) pagi.
"Betul, ditangkap tadi
pagi," ungkap Kapolres Metro Jakarta Utara Komisaris Daniel Bolly Tifaona,
sebagaimana dilaporkan Liputan6.com. Polisi melanjutkan bahwa
Saipul ditangkap usai menjalankan salat subu, tepatnya pada pukul 05.30.
Hingga saat ini, belum diketahui pasti bagaimana kronologi kasus pencabulan
tersebut. "Ditangkap pas selesai salat. Saat ini masih diperiksa,"
lanjut Bolly. Namun tidak banyak informasi yang dia paparkan tentang Saipul Jamil.
Kepolisian telah menetapkan pedangdut
Saipul Jamil (SJ) sebagai tersangka dalam kasus dugaan pencabulan terhadap remaja
DS (17), Kamis (18/2/2016). Kapolres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Daniel
Bolly Tifaona mengatakan, Saipul Jamil (SJ) mengakui perbuatannya.
"SJ mengakui sudah melakukan pelecehan seksual yang dilakukan kepada pelapor DS. Keterangan DS sinkron dengan pengakuan SJ saat dikonfrontasi," ujar Daniel di Jakarta, Kamis malam. Daniel kemudian mengungkapkan kronologi kejadian pencabulan yang dilakukan Saipul terhadap DS.
"SJ mengakui sudah melakukan pelecehan seksual yang dilakukan kepada pelapor DS. Keterangan DS sinkron dengan pengakuan SJ saat dikonfrontasi," ujar Daniel di Jakarta, Kamis malam. Daniel kemudian mengungkapkan kronologi kejadian pencabulan yang dilakukan Saipul terhadap DS.
"Sebenarnya kejadian berawal saat
korban nonton acara di sebuah stasiun TV. Pembawa acaranya Si SJ. Soal
kenapa SJ tertarik sama korban, kami belum tahu. SJ mengiming-imingi DS dengan
uang," ungkap Daniel.
"Korban dan tersangka sudah ketemu dua kali. Korban diajak ke hotel, tetapi enggak mau," imbuhnya. Setelah acara TV itu berakhir, korban kemudian diajak Saipul ke kediamannya di kawasan Pegangsaan, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
"Dengan dalih pegel dan capek, korban diminta memijit dan diajak ke rumahnya. Pas SJ tidur, korban tidur juga di kamar asisten SJ," kata Daniel.
"Korban dan tersangka sudah ketemu dua kali. Korban diajak ke hotel, tetapi enggak mau," imbuhnya. Setelah acara TV itu berakhir, korban kemudian diajak Saipul ke kediamannya di kawasan Pegangsaan, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
"Dengan dalih pegel dan capek, korban diminta memijit dan diajak ke rumahnya. Pas SJ tidur, korban tidur juga di kamar asisten SJ," kata Daniel.
Korban pun kaget saat tiba-tiba Saipul masuk ke kamarnya dan melakukan pencabulan.
"Pas setengah lima pagi, korban kaget, bangun, itu yang dilaporkan ke kami, terjadi perbuatan cabul yang dilakukan oleh SJ," tutup Daniel.DS langsung melaporkan pencabulan itu ke Polsek Metro Kelapa Gading pada Kamis pagi. Polisi pun menjemput Saipul dari rumahnya di Kelapa Gading.
Setelah diperiksa selama beberapa jam, polisi meningkatkan status Saipul dari terperiksa menjadi tersangka.
"Yang bersangkutan telah ditetapkan tersangka," kata Daniel.
Penalaran
Deduktif
Dunia
hiburan di Indonesia merupakan salah satu sorotan bagi masyarakat dalam
berbagai hal. Terutama selebritis yang mempunyai banyak penggemar. Apapun yang mereka lakukan akan menjadi pembicaraan
publik, bahkan kehidupan pribadi mereka pun akan menjadi buah bibir masyarakat
luas. Salah satunya adalah kasus yang dialami selebritis, Saipul Jamil. Dunia hiburan tanah air kembali dihantam berita
mengejutkan. Saipul Jamil dijemput polisi karena tuduhan pencabulan pada seorang
pria. Pihak kepolisian membenarkan bahwa artis berinisial SJ telah diamankan
karena tuduhan pelecehan seksual. Dia ditangkap pada Kamis (18/2/2016) pagi. Kepolisian telah
menetapkan pedangdut Saipul Jamil (SJ) sebagai tersangka dalam kasus dugaan
pencabulan terhadap remaja DS (17), Kamis (18/2/2016). Kapolres Metro Jakarta
Utara Komisaris Besar Daniel Bolly Tifaona mengatakan, Saipul Jamil (SJ)
mengakui perbuatannya.
"SJ mengakui sudah melakukan pelecehan seksual yang dilakukan kepada pelapor DS. Keterangan DS sinkron dengan pengakuan SJ saat dikonfrontasi," ujar Daniel di Jakarta, Kamis malam.
"SJ mengakui sudah melakukan pelecehan seksual yang dilakukan kepada pelapor DS. Keterangan DS sinkron dengan pengakuan SJ saat dikonfrontasi," ujar Daniel di Jakarta, Kamis malam.
Diet Kantong Plastik (Tugas B.Indo 4)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta
berencana untuk segera membuat Peraturan Gubernur (Pergub) yang mengatur
tentang penerapan kantong plastik berbayar."Untuk menerapkan kebijakan
kantong plastik berbayar di Jakarta, kami akan membuat Pergub tentang Penerapan
Kantong Plastik Berbayar terlebih dahulu," kata Wakil Gubernur DKI Djarot
Saiful Hidayat di Jakarta, Kamis (25/2).Menurut dia, pergub tersebut akan
menjadi payung hukum bagi pelaksanaan kebijakan itu. Di dalam pergub itu juga
akan diatur mengenai sanksi bagi toko-toko modern maupun pasar tradisional yang
tidak menerapkan kebijakan tersebut."Sekarang kita uji coba pakai pergub
dulu sebagai payung hukumnya, kalau memang sudah mantap, baru kita pakai
Peraturan Daerah (Perda). Yang penting, kebijakan ini segera
diberlakukan," ujar Djarot.Rencananya, dia menuturkan pergub itu akan
dikeluarkan setelah dilakukan uji coba penerapan kantong plastik berbayar. Saat
ini, Pemprov DKI pun tengah mempersiapkan tahapan pelaksanaan uji coba kebijakan
tersebut.
"Penerapan kebijakan itu akan lebih mudah
dilakukan di pasar modern. Sedangkan untuk pasar tradisional akan lebih sulit.
Makanya, Pemprov DKI juga menyiapkan instrumen sanksi di dalam pergub
tersebut," tutur Djarot.Lebih lanjut, mantan Wali Kota Blitar itu
mengungkapkan kebijakan kantong plastik berbayar tersebut diterapkan dengan
tujuan agar seluruh masyarakat peduli terhadap kelestarian
lingkungan."Dengan adanya kantong plastik berbayar, apalagi jika dijual
dengan harga tinggi, maka diharapkan warga enggan untuk membeli kantong
tersebut dan selalu membawa kantong belanja sendiri saat berbelanja. Sehingga,
sampah plastik pun ikut berkurang," ungkap Djarot.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah
menyebarkan surat edaran yang menyatakan bahwa kantong plastik berbayar.
Artinya, para konsumen tidak akan mendapatkan benda ini lagi secara
gratis.Keputusan ini adalah salah satu langkah signifikan yang dilakukan
pemerintah untuk memaksa konsumen mengurangi penggunaan kantong plastik. Selain
itu konsumen juga diharapkan bisa berinisiatif dengan membawa kantong
sendiri.Dalam Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
S.1230/PSLB3-PS /2016 tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik
Berbayar, dikenai biaya 200 rupiah, ini dimulai pada Minggu 21 Pebruari 2016.
Tujuan utama dari pengenaan biaya plastik
tersebut bukanlah untuk membebani masyarakat namun untuk mengurangi potensi
limbah kantong plastik. Alasan utama dari dikeluarkannya kebijakan ini adalah
karena plastik memang bukan jenis sampah yang mudah diuraikan.Bahkan butuh
waktu ratusan hingga ribuan tahun bagi plastik tersebut untuk bisa benar-benar
lenyap. Jika penggunaan plastik ini terlalu banyak maka dikhawatirkan akan
menyebabkan limbah kantung plastik kian menumpuk. Hasilnya, tentu juga akan
merusak ekosistem darat dan laut.
Penalaran
Deduktif
Jakarta merupakan kota yang terkenal dengan
banyaknya sampah. Hal itu sering kali membuat kota Jakarta mengalami banjir
disaat musim hujan datang. Banyaknya sampah di Jakarta sangat sulit diatasi
oleh pemerintah karena masyarakat nya sendiri pun belum menyadari akan hal
tersebut. Membuang sampah sembarangan meskipun sudah tersedia tempat sampah
disekitar mereka, tapi tingkat kesadaran mereka masih rendah akan dampak dari
apa yang mereka lakukan.Sampah plastik merupakan sampah yang sering ditemukan
di beberapa sungai di Jakarta. Hal tersebut membuat pemerintah berupaya
meniadakan banjir salah satunya dengan segera membuat Peraturan Gubernur
(Pergub) yang mengatur tentang penerapan kantong plastik berbayar. "Dengan
adanya kantong plastik berbayar, apalagi jika dijual dengan harga tinggi, maka
diharapkan warga enggan untuk membeli kantong tersebut dan selalu membawa
kantong belanja sendiri saat berbelanja. Sehingga, sampah plastik pun ikut
berkurang," ungkap Djarot. Tujuan utama dari pengenaan biaya plastik
tersebut bukanlah untuk membebani masyarakat namun untuk mengurangi potensi
limbah kantong plastik yang menyebabkan banjir. Alasan utama dari
dikeluarkannya kebijakan ini adalah karena plastik memang bukan jenis sampah
yang mudah diuraikan.
Sumber : http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/16/02/25/o33dsb359-dki-segera-buat-pergub-kantong-plastik-berbayar
http://www.cahayabaru.co/news/8586/kantong-plastik-tak-lagi-gratis-harus-bayar-200-rupiah
'Batman v Superman: Dawn of Justice': Makanan Pembuka untuk Fans Sejati (Tugas B.Indo 3)
Jakarta -
Lois Lane (Amy Adams) pergi ke
Afrika untuk mewawancarai teroris. Clark Kent alias Superman (Henry Cavill)
siap sedia untuk menolong di mana pun kekasihnya itu berada. Sementara itu
Bruce Wayne/Batman (Ben Affleck) sibuk mencari mafia jahat bertato. Setelah
lama menghilang, Wayne akhirnya kembali berkeliaran ke jalanan Metropolis.
Dua tahun setelah perkelahian mutakhir antara Superman dan General Zod yang memporak-porandakan Metropolis, Amerika akhirnya bertanya-tanya: apakah Superman adalah pahlawan yang kita butuhkan? Atau, jangan-jangan dia adalah penjahat kriminal yang harus dibasmi? Tidak ada yang bisa dilakukan untuk menghadapi dewa sepertinya.
Dan, di antara pemerintah ikut campur soal Superman dan Bruce Wayne sibuk meretas sistem demi mencari si mafia, munculah jenius kaya raya bernama Lex Luthor (Jesse Eisenberg) yang menunjukkan itikadnya untuk membuat senjata agar alien seperti Superman bisa dikalahkan. Tinggal menunggu waktu sebelum perang dimulai lagi.
Tiga tahun setelah ‘Man of Steel’, Warner Bros akhirnya merilis film ini dengan formasi yang sama. Zack Snyder kembali duduk di kursi sutradara dan David S Goyer kembali menulis skripnya. Kali ini Chris Terrio yang memenangkan Oscar via ‘Argo’ membantu Goyer untuk membuat ‘Batman v. Superman: Dawn Of Justice’ menjadi menggelegar.
Tidak bisa dipungkiri bahwa tren film superhero menjadi salah satu hal yang penting dalam industri perfilman Amerika di era milenium ini. Studio-studio besar Amerika berbondong-bondong untuk membuat film yang serupa karena tahu keuntungan film-film jenis ini akan membuat mereka tetap makmur. Tidak heran jika mereka dengan sigap membeli komik-komik ini dengan cepat.
DC dan Marvel adalah dua dunia yang berseberangan. Jika film-film Marvel riang gembira penuh ledakan, maka film-film DC berusaha keras untuk menampilkan dunia fantasi dengan serius. Sukses Marvel meraup dolar dari setiap superhero mereka tiap tahunnya —tahun ini kita punya ‘Deadpool’ dan ‘Captain America: The Civil War’— membuat DC alias Warner Bros mau tidak mau mengikuti jejak tersebut dalam memproduksi film yang serupa. Hasilnya: sampai 2020 baik Marvel dan DC sudah mempersiapkan apa saja yang akan mereka hadirkan kepada penonton setiap tahunnya. Terutama film besar yang melibatkan semua koleksi pahlawan mereka untuk menghasilkan tontonan yang maha legendaris.
Keputusan ini akhirnya mengubah cara pembuat film dalam bercerita di genre ini. Dulu, sebelum Marvel memutuskan untuk mengeluarkan semua pahlawan mereka dalam ‘The Avengers’, film-film superhero itu terasa personal. Dalam film pertama ‘Spider-Man’ buatan Sam Raimi, ketika Peter Parker kehilangan pamannya, kita ikutan merasa terluka. Dalam ‘Batman Begins’ karya Nolan, ketika seluruh kota dihantui teror Scarecrow, kita iku panik.
Sekarang tidak lagi. Film-film ini hanya berfungsi sebagai jembatan untuk episode mahal berikutnya. Film-film superhero masa kini hanya dimaksudkan untuk menyenangkan para penggemar sejati yang rela untuk menonton film mereka empat sampai lima kali, kemudian menghitung mundur sebelum film berikutnya muncul. Penonton biasa dibiarkan terlantar. Film seperti ‘Ant-Man’ tidak lagi menceritakan tentang asal mula Ant-Man. Ini menjadi senjata untuk pemanasan tentang apa yang akan terjadi di film Marvel berikutnya.
‘Batman v Superman: Dawn of Justice’ adalah contoh kasus fatal atas hal tersebut. Skrip yang ditulis oleh David S Goyer dan Chris Terrio tidak berhasil untuk menyampaikan alasan; semua karakter bergerak seolah mereka tidak mempunyai motivasi. Yang penting Clark Kent dan Bruce Wayne bisa ketemu di pestanya Lex Luthor. Bagaimana bisa mereka ada di sana dan mengapa, Goyer dan Terrio tidak punya waktu untuk menjelaskan. Dengan durasi yang cukup panjang, 152 menit, ‘Dawn of Justice’ hanyalah sebuah “set-up” panjang untuk film berikutnya.
Sungguh disayangkan bahwa film dengan bujet 250 juta dolar AS ini hanya berakhir sebagai makanan pembuka. Padahal aktor-aktor yang diseret oleh Snyder untuk beraksi di sini cukup mematikan. Amy Adams tidak mempunyai banyak materi selain selalu kesusahan sebelum di menit-menit terakhir ketika diselamatkan oleh sang kekasih (dapat salam dari kaum feminis!). Henry Cavill hanya menang ganteng. Ben Affleck mencoba untuk menjadi Batman yang baik tapi kalah jauh dari Christian Bale karena Bale diberikan motivasi yang jelas oleh Nolan. Jeremy Irons sebagai Alfred malah kelihatan seperti kakek-kakek hipster ketimbang pelayan.
Satu-satunya orang yang ternyata berhasil membuat mata banyak penonton melek adalah Gal Gadot sebagai Wonder Woman. Hans Zimmer dan Junkie XL juga sengaja membuat theme song khusus yang ‘nagih’ untuknya. Perlakuan yang agak kurang adil ini memang sedikit banyak membuat tokoh ini menjadi naudzubillah keren ketika dia pertama kali muncul.
Dan, setelah dua jam pemanasan yang diakhiri dengan 30 menit penuh perang dan aksi, ‘Batman v. Superman: Dawn of Justice’ terbukti menjadi penantian yang agak mengecewakan. Zack Snyder ternyata jauh lebih asyik untuk menyelipkan sosok Flash dan Aquaman dibandingkan mempersembahkan sebuah cerita utuh yang enak dinikmati dengan karakter yang jelas maunya apa. Visualnya memang indah tapi apa artinya kalo isinya hampa.
Dua tahun setelah perkelahian mutakhir antara Superman dan General Zod yang memporak-porandakan Metropolis, Amerika akhirnya bertanya-tanya: apakah Superman adalah pahlawan yang kita butuhkan? Atau, jangan-jangan dia adalah penjahat kriminal yang harus dibasmi? Tidak ada yang bisa dilakukan untuk menghadapi dewa sepertinya.
Dan, di antara pemerintah ikut campur soal Superman dan Bruce Wayne sibuk meretas sistem demi mencari si mafia, munculah jenius kaya raya bernama Lex Luthor (Jesse Eisenberg) yang menunjukkan itikadnya untuk membuat senjata agar alien seperti Superman bisa dikalahkan. Tinggal menunggu waktu sebelum perang dimulai lagi.
Tiga tahun setelah ‘Man of Steel’, Warner Bros akhirnya merilis film ini dengan formasi yang sama. Zack Snyder kembali duduk di kursi sutradara dan David S Goyer kembali menulis skripnya. Kali ini Chris Terrio yang memenangkan Oscar via ‘Argo’ membantu Goyer untuk membuat ‘Batman v. Superman: Dawn Of Justice’ menjadi menggelegar.
Tidak bisa dipungkiri bahwa tren film superhero menjadi salah satu hal yang penting dalam industri perfilman Amerika di era milenium ini. Studio-studio besar Amerika berbondong-bondong untuk membuat film yang serupa karena tahu keuntungan film-film jenis ini akan membuat mereka tetap makmur. Tidak heran jika mereka dengan sigap membeli komik-komik ini dengan cepat.
DC dan Marvel adalah dua dunia yang berseberangan. Jika film-film Marvel riang gembira penuh ledakan, maka film-film DC berusaha keras untuk menampilkan dunia fantasi dengan serius. Sukses Marvel meraup dolar dari setiap superhero mereka tiap tahunnya —tahun ini kita punya ‘Deadpool’ dan ‘Captain America: The Civil War’— membuat DC alias Warner Bros mau tidak mau mengikuti jejak tersebut dalam memproduksi film yang serupa. Hasilnya: sampai 2020 baik Marvel dan DC sudah mempersiapkan apa saja yang akan mereka hadirkan kepada penonton setiap tahunnya. Terutama film besar yang melibatkan semua koleksi pahlawan mereka untuk menghasilkan tontonan yang maha legendaris.
Keputusan ini akhirnya mengubah cara pembuat film dalam bercerita di genre ini. Dulu, sebelum Marvel memutuskan untuk mengeluarkan semua pahlawan mereka dalam ‘The Avengers’, film-film superhero itu terasa personal. Dalam film pertama ‘Spider-Man’ buatan Sam Raimi, ketika Peter Parker kehilangan pamannya, kita ikutan merasa terluka. Dalam ‘Batman Begins’ karya Nolan, ketika seluruh kota dihantui teror Scarecrow, kita iku panik.
Sekarang tidak lagi. Film-film ini hanya berfungsi sebagai jembatan untuk episode mahal berikutnya. Film-film superhero masa kini hanya dimaksudkan untuk menyenangkan para penggemar sejati yang rela untuk menonton film mereka empat sampai lima kali, kemudian menghitung mundur sebelum film berikutnya muncul. Penonton biasa dibiarkan terlantar. Film seperti ‘Ant-Man’ tidak lagi menceritakan tentang asal mula Ant-Man. Ini menjadi senjata untuk pemanasan tentang apa yang akan terjadi di film Marvel berikutnya.
‘Batman v Superman: Dawn of Justice’ adalah contoh kasus fatal atas hal tersebut. Skrip yang ditulis oleh David S Goyer dan Chris Terrio tidak berhasil untuk menyampaikan alasan; semua karakter bergerak seolah mereka tidak mempunyai motivasi. Yang penting Clark Kent dan Bruce Wayne bisa ketemu di pestanya Lex Luthor. Bagaimana bisa mereka ada di sana dan mengapa, Goyer dan Terrio tidak punya waktu untuk menjelaskan. Dengan durasi yang cukup panjang, 152 menit, ‘Dawn of Justice’ hanyalah sebuah “set-up” panjang untuk film berikutnya.
Sungguh disayangkan bahwa film dengan bujet 250 juta dolar AS ini hanya berakhir sebagai makanan pembuka. Padahal aktor-aktor yang diseret oleh Snyder untuk beraksi di sini cukup mematikan. Amy Adams tidak mempunyai banyak materi selain selalu kesusahan sebelum di menit-menit terakhir ketika diselamatkan oleh sang kekasih (dapat salam dari kaum feminis!). Henry Cavill hanya menang ganteng. Ben Affleck mencoba untuk menjadi Batman yang baik tapi kalah jauh dari Christian Bale karena Bale diberikan motivasi yang jelas oleh Nolan. Jeremy Irons sebagai Alfred malah kelihatan seperti kakek-kakek hipster ketimbang pelayan.
Satu-satunya orang yang ternyata berhasil membuat mata banyak penonton melek adalah Gal Gadot sebagai Wonder Woman. Hans Zimmer dan Junkie XL juga sengaja membuat theme song khusus yang ‘nagih’ untuknya. Perlakuan yang agak kurang adil ini memang sedikit banyak membuat tokoh ini menjadi naudzubillah keren ketika dia pertama kali muncul.
Dan, setelah dua jam pemanasan yang diakhiri dengan 30 menit penuh perang dan aksi, ‘Batman v. Superman: Dawn of Justice’ terbukti menjadi penantian yang agak mengecewakan. Zack Snyder ternyata jauh lebih asyik untuk menyelipkan sosok Flash dan Aquaman dibandingkan mempersembahkan sebuah cerita utuh yang enak dinikmati dengan karakter yang jelas maunya apa. Visualnya memang indah tapi apa artinya kalo isinya hampa.
Penalaran
Induktif
‘Batman v Superman: Dawn of Justice’ adalah contoh kasus
fatal atas perfilman seperhero yang mengecewakan. Skrip yang ditulis oleh David
S Goyer dan Chris Terrio tidak berhasil untuk menyampaikan alasan; semua
karakter bergerak seolah mereka tidak mempunyai motivasi. Yang penting Clark
Kent dan Bruce Wayne bisa ketemu di pestanya Lex Luthor. Bagaimana bisa mereka
ada di sana dan mengapa, Goyer dan Terrio tidak punya waktu untuk menjelaskan.
Dengan durasi yang cukup panjang, 152 menit, ‘Dawn of Justice’ hanyalah sebuah
“set-up” panjang untuk film berikutnya.
Sungguh disayangkan bahwa film dengan bujet 250 juta dolar AS ini hanya berakhir sebagai makanan pembuka. Padahal aktor-aktor yang diseret oleh Snyder untuk beraksi di sini cukup mematikan. Film seperti ‘Ant-Man’ tidak lagi menceritakan tentang asal mula Ant-Man. Ini menjadi senjata untuk pemanasan tentang apa yang akan terjadi di film Marvel berikutnya.
Film-film ini hanya berfungsi sebagai jembatan untuk episode mahal berikutnya. Film-film superhero masa kini hanya dimaksudkan untuk menyenangkan para penggemar sejati yang rela untuk menonton film mereka empat sampai lima kali, kemudian menghitung mundur sebelum film berikutnya muncul. Penonton biasa dibiarkan terlantar.
Sungguh disayangkan bahwa film dengan bujet 250 juta dolar AS ini hanya berakhir sebagai makanan pembuka. Padahal aktor-aktor yang diseret oleh Snyder untuk beraksi di sini cukup mematikan. Film seperti ‘Ant-Man’ tidak lagi menceritakan tentang asal mula Ant-Man. Ini menjadi senjata untuk pemanasan tentang apa yang akan terjadi di film Marvel berikutnya.
Film-film ini hanya berfungsi sebagai jembatan untuk episode mahal berikutnya. Film-film superhero masa kini hanya dimaksudkan untuk menyenangkan para penggemar sejati yang rela untuk menonton film mereka empat sampai lima kali, kemudian menghitung mundur sebelum film berikutnya muncul. Penonton biasa dibiarkan terlantar.
Sumber:
http://hot.detik.com/movie/read/2016/03/24/131534/3172375/218/batman-v-superman-dawn-of-justice-makanan-pembuka-untuk-fans-sejati?h880006dontmiss
Demo Ricuh, Ini Ancaman Ahok untuk Perusahaan Taksi (Tugas B.Indo 2)
Hari ini demo supir angkutan umum sudah terjadi sejak pagi tadi. Di tengah aksi unjuk rasa yang membuat beberapa titik kemacetan di Ibu Kota ini terjadi kericuhan. Banyak warga yang tak bersalah ikut menjadi korban aksi unjuk rasa tersebut.
Dari mulai ibu-ibu yang dipaksa turun dari
taksi ketika menggendong anak hingga bentrok dengan ojek online oleh oknum
demonstran, suasana kota Jakarta hari ini seakan mencekam. Macet yang tak
terelakkan serta keluhan dan amarah netizen seakan mengiasi hari ini.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
seakan tak ingin membiarkan kerusuhan demonstrasi terus berlanjut. Dalam cuitan
di akun twitter pribadinya, Ahok memberikan ancaman bagi perusahaan taksi yang
tak menindak tegas sopirnya yang menjadi oknum kerusuhan di aksi unjuk
rasa hari ini.
Tak segan, Ahok mengancam
akan menindak para oknum demonstrasi yang melakukan perusakan. Tak
main-main, gubernur DKI Jakarta ini mengancam akan mencabut izin usaha
seluruh perusahan taksi yang terlibat. Seluruh perusahaan taksi
yang tidak menindak oknum2 demo yang melakukan pengrusakan, ijin usahanya akan
saya cabut.—
Ahok Basuki TPurnama (@basuki_btp) March 22, 2016
Penalaran Induktif
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama seakan tak
ingin membiarkan kerusuhan demonstrasi terus berlanjut. Dalam cuitan di akun
twitter pribadinya, Ahok memberikan ancaman bagi perusahaan taksi yang tak menindak
tegas sopirnya yang menjadi oknum kerusuhan di aksi unjuk rasa hari ini. Ahok
mengancam akan menindak para oknum demonstrasi yang melakukan perusakan.
Tak main-main, gubernur DKI Jakarta ini mengancam akan mencabut izin
usaha seluruh perusahan taksi yang terlibat. Hal tersebut dilakukan Ahok karena demo supir angkutan yang terjadi sejak
pagi tadi. Dari mulai ibu-ibu yang dipaksa turun dari taksi ketika
menggendong anak hingga bentrok dengan ojek online oleh oknum demonstran.
Di tengah aksi unjuk rasa yang membuat beberapa titik kemacetan di Ibu Kota ini
terjadi kericuhan. Banyak warga yang tak bersalah ikut menjadi korban aksi
unjuk rasa tersebut. Suasana kota Jakarta hari ini seakan
mencekam. Macet yang tak terelakkan serta keluhan dan amarah netizen seakan
mengiasi hari ini.
Sumber :
http://www.bintang.com/lifestyle/read/2465162/demo-ricuh-ini-ancaman-ahok-untuk-perusahaan-taksi
Tantangan LGBT Bagi Indonesia (Tugas B.Indo 1)
Pelegalan pernikahan sesama jenis masih menjadi
perbincangan hangat dunia akhir-akhir ini. Banyak kalangan masyarakat khususnya
kelompok konvensional dan agamawan yang menentang kebijakan tersebut, karena
dinilai merupakan sebuah tindakan yang tidak bermoral.
Namun, tak sedikit pula kalangan masyarakat yang mendukung kebijakan pernikahan sesaama jenis. LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender) kemudian menjadi salah satu isu yang diangkat untuk mengusung nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM). Lewat HAM inilah yang dipakai pendukung LGBT untuk melegalkan pernikahan sesama jenis.
Mereka beranggapan bahwa LGBT merupakan sifat yang dibawa manusia sejak lahir, bukan merupakan sebuah kelainan psikologis ataupun penyakit masyarakat. Pandangan ini didukung dengan adanya ‘Deklarasi Montreal’ pada 2006, yang berisi rekomendasi semua negara di dunia untuk mengakui hak-hak LGBT. Buah dari itu semua, akhirnya tanggal 17 Mei pun dipilih sebagai hari International Day Against Homophobia merujuk pada keputusan WHO (World Health Organization) yang menghapuskan LGBT sebagai penyakit seksual.
Arus globalisasi sangat berperan penting dalam penyebaran nilai universal yang mewakili modernitas dan tatanan dunia baru. Meleburnya batas-batas wilayah, arus bebas komunikasi yang menandai globalisasi membuat transfer nilai dan identitas internasional sangat mudah masuk ke Indonesia. LGBT pun tidak luput menjadi identitas yang masuk ke Indonesia sebagai sesuatu yang harus diperjuangkan.
Terdapat diskusi yang cukup alot mengenai definisi dari LGBT. Menurut pihak yang mendukung pernikahan sesama jenis merupakan sifat alamiah yang dibawa manusia sejak ia dilahirkan. Atas nama HAM, para LGBT ini berhak untuk melegalkan cinta mereka dalam ikatan pernikahan.
Dalam Broken Windows yang digagas oleh kriminolog James K. Wilson dan George Kelling, dijelaskan bahwa kriminalitas merupakan akibat dari ketakteraturan. Jika sebuah jendela sebuah rumah pecah namun dibiarkan saja, siapapun yang lewat cenderung menyimpulkan pastilah di situ tidak ada penghuninya. Dalam waktu singkat, akan ada lagi jendelanya yang pecah, dan belakangan berkembang anarki yang meluas di sekitar daerah itu (Tipping Point, Malcolm Gladwell: 172). Hal ini juga berlaku dalam kasus homoseksualitas.
Tidak ada manusia yang dilahirkan dengan gen pencuri, perampok ataupun gay. LGBT merupakan kelainan yang dihasilkan dari kondisi lingkungan yang memengaruhi psikologi pelakunya. Bisa menularkan perilaku tersebut pada lingkungan sekitarnya, lama-kelamaan perilaku itu bisa menyebar dan memberikan dampak yang lebih luas di masyarakat.
Tidak ada angka pasti yang jumlah LGBT di Indonesia. Namun sangat mencengangkan penelitian yang dilakukan oleh CIA pada 2008, menyatakan bahwa jumlah homoseks di Indonesia mencapai angkat 16,6 juta. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia pada urutan kelima negara dengan jumlah homoseksual terbesar di dunia.
Adanya nilai-nilai demokrasi yang mengusung HAM, membuat para aktifis LGBT semakin terpacu semangatnya untuk memperjuangkan hak dan menujukkan identitas mereka dengan mendirikan berbagai organisasi. Hal ini bisa dilihat dari berdirinya Gaya Nusantara sebagai organisasi gay di Indonesia. Organisasi ini digagas Dede Oetomo di Surabaya sebagai bentuk perjuangan sebagai identitas adanya kelompok gay di Indonesia.Hingga akhirnya kaum LGBT mulai berani menunjukkan identitas mereka dengan membuat situs www.lgbtindonesia.org. yang berisi dukungan dan berbagai pembahasan mengenai LGBT.
Masuknya nilai-nilai universal, demokratisasi dan HAM yang semula terkungkung di bawah rezim orde baru, membuat kaum LGBT yang sebelumnya dipinggirkan dalam pergaulan sosial mendapatkan ruang untuk menyuarakkan aspirasi mereka. Keterbukaan itu tidak hanya memberi ruang masuknya nilai-nilai universal yang mampu membangun Indonesia lebih baik. Tidak sedikit nilai-nilai tersebut justru tiak sesuai dengan nilai atau norma baik agama maupun sosial yang terkadung di Indonesia, bahkan lebih ekstrim lagi nilai universal tersebut mampu menggerus budaya dan kearifan lokal.
Untuk menghadapi tantangan global tersebut, Indonesia tentunya harus mampu menjaring nilai tersebut dengan sangat bijak sana. Pancasila sebagai dasar negara telah memberikan jawaban untuk tantangan tersebut. Sebagai ideologi yang terbuka, Pancasila terbuka dengan nilai-nilai baru dan mampu mengikuti perkembangan zaman namun tetap memilah dan memilih nilai-nilai yang sesuai dengan identitas bangsa Indonseia. Nilai yang masuk dan bisa diterima Indonesia mestinya sesuai dengan nilai dan norma yang ada di Indonesia.
Bukankah tindakan yang bijak ketika kita menjunjung tinggi nilai HAM demi mendapatkan tempat di dalam dunia modern dengan mengorbankan rusaknya moral masyarakat. Apalagi agenda LGBT sebagai cerminan dari nilai HAM.
Jadi, dalam menanggapi isu LGBT yang tengah marak diperbincangkan di dunia saat ini, Indonesia perlu mengkaji ulang nilai kebebasan tersebut apakah sejalan dengan nilai dan norma yang terkandung di masyarakat dan akibat yang akan ditimbulkannya. Namun walaupun secara umum masyarakat Indonesia menilai LGBT merupakan tindakan yang tidak bermoral, hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk malakukan tindakan diskriminasi terhadap mereka.
Penalaran Induktif
Proposisi
Implikasi
Namun, tak sedikit pula kalangan masyarakat yang mendukung kebijakan pernikahan sesaama jenis. LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender) kemudian menjadi salah satu isu yang diangkat untuk mengusung nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM). Lewat HAM inilah yang dipakai pendukung LGBT untuk melegalkan pernikahan sesama jenis.
Mereka beranggapan bahwa LGBT merupakan sifat yang dibawa manusia sejak lahir, bukan merupakan sebuah kelainan psikologis ataupun penyakit masyarakat. Pandangan ini didukung dengan adanya ‘Deklarasi Montreal’ pada 2006, yang berisi rekomendasi semua negara di dunia untuk mengakui hak-hak LGBT. Buah dari itu semua, akhirnya tanggal 17 Mei pun dipilih sebagai hari International Day Against Homophobia merujuk pada keputusan WHO (World Health Organization) yang menghapuskan LGBT sebagai penyakit seksual.
Menurut kaum LGBT, setiap orang berhak memilih
identitas seks mereka, mereka meyakini bahwa identitas mereka sebagai gay,
lesbian atau identitas apapun merupakan HAM yang bebas mereka pilih. Di
negara-negara Barat, kata pelangi atau rainbow merupakan kata yang mewakili
gerakan mereka, kaum LGBT Indonesia pun tidak mau ketinggalan dengan mengusung
Arus Pelangi untuk mewakili komunitas mereka.
Arus globalisasi sangat berperan penting dalam penyebaran nilai universal yang mewakili modernitas dan tatanan dunia baru. Meleburnya batas-batas wilayah, arus bebas komunikasi yang menandai globalisasi membuat transfer nilai dan identitas internasional sangat mudah masuk ke Indonesia. LGBT pun tidak luput menjadi identitas yang masuk ke Indonesia sebagai sesuatu yang harus diperjuangkan.
Terdapat diskusi yang cukup alot mengenai definisi dari LGBT. Menurut pihak yang mendukung pernikahan sesama jenis merupakan sifat alamiah yang dibawa manusia sejak ia dilahirkan. Atas nama HAM, para LGBT ini berhak untuk melegalkan cinta mereka dalam ikatan pernikahan.
Dalam Broken Windows yang digagas oleh kriminolog James K. Wilson dan George Kelling, dijelaskan bahwa kriminalitas merupakan akibat dari ketakteraturan. Jika sebuah jendela sebuah rumah pecah namun dibiarkan saja, siapapun yang lewat cenderung menyimpulkan pastilah di situ tidak ada penghuninya. Dalam waktu singkat, akan ada lagi jendelanya yang pecah, dan belakangan berkembang anarki yang meluas di sekitar daerah itu (Tipping Point, Malcolm Gladwell: 172). Hal ini juga berlaku dalam kasus homoseksualitas.
Tidak ada manusia yang dilahirkan dengan gen pencuri, perampok ataupun gay. LGBT merupakan kelainan yang dihasilkan dari kondisi lingkungan yang memengaruhi psikologi pelakunya. Bisa menularkan perilaku tersebut pada lingkungan sekitarnya, lama-kelamaan perilaku itu bisa menyebar dan memberikan dampak yang lebih luas di masyarakat.
Tidak ada angka pasti yang jumlah LGBT di Indonesia. Namun sangat mencengangkan penelitian yang dilakukan oleh CIA pada 2008, menyatakan bahwa jumlah homoseks di Indonesia mencapai angkat 16,6 juta. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia pada urutan kelima negara dengan jumlah homoseksual terbesar di dunia.
Adanya nilai-nilai demokrasi yang mengusung HAM, membuat para aktifis LGBT semakin terpacu semangatnya untuk memperjuangkan hak dan menujukkan identitas mereka dengan mendirikan berbagai organisasi. Hal ini bisa dilihat dari berdirinya Gaya Nusantara sebagai organisasi gay di Indonesia. Organisasi ini digagas Dede Oetomo di Surabaya sebagai bentuk perjuangan sebagai identitas adanya kelompok gay di Indonesia.Hingga akhirnya kaum LGBT mulai berani menunjukkan identitas mereka dengan membuat situs www.lgbtindonesia.org. yang berisi dukungan dan berbagai pembahasan mengenai LGBT.
Masuknya nilai-nilai universal, demokratisasi dan HAM yang semula terkungkung di bawah rezim orde baru, membuat kaum LGBT yang sebelumnya dipinggirkan dalam pergaulan sosial mendapatkan ruang untuk menyuarakkan aspirasi mereka. Keterbukaan itu tidak hanya memberi ruang masuknya nilai-nilai universal yang mampu membangun Indonesia lebih baik. Tidak sedikit nilai-nilai tersebut justru tiak sesuai dengan nilai atau norma baik agama maupun sosial yang terkadung di Indonesia, bahkan lebih ekstrim lagi nilai universal tersebut mampu menggerus budaya dan kearifan lokal.
Untuk menghadapi tantangan global tersebut, Indonesia tentunya harus mampu menjaring nilai tersebut dengan sangat bijak sana. Pancasila sebagai dasar negara telah memberikan jawaban untuk tantangan tersebut. Sebagai ideologi yang terbuka, Pancasila terbuka dengan nilai-nilai baru dan mampu mengikuti perkembangan zaman namun tetap memilah dan memilih nilai-nilai yang sesuai dengan identitas bangsa Indonseia. Nilai yang masuk dan bisa diterima Indonesia mestinya sesuai dengan nilai dan norma yang ada di Indonesia.
Bukankah tindakan yang bijak ketika kita menjunjung tinggi nilai HAM demi mendapatkan tempat di dalam dunia modern dengan mengorbankan rusaknya moral masyarakat. Apalagi agenda LGBT sebagai cerminan dari nilai HAM.
Jadi, dalam menanggapi isu LGBT yang tengah marak diperbincangkan di dunia saat ini, Indonesia perlu mengkaji ulang nilai kebebasan tersebut apakah sejalan dengan nilai dan norma yang terkandung di masyarakat dan akibat yang akan ditimbulkannya. Namun walaupun secara umum masyarakat Indonesia menilai LGBT merupakan tindakan yang tidak bermoral, hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk malakukan tindakan diskriminasi terhadap mereka.
Penalaran Deduktif
Pelegalan pernikahan sesama jenis masih menjadi
perbincangan hangat dunia akhir-akhir ini. Banyak kalangan yang menentang
kebijakan tersebut karena dinilai tidak bermoral. Namun terdapat pula individu
atau golangan masyarakat yang mendukung kebijakan tersebut, salah satunya yaitu
kaum LGBT itu sendiri. Karena menurut kaum LGBT, setiap orang berhak memilih
identitas seks mereka, mereka meyakini bahwa identitas mereka sebagai gay,
lesbian atau identitas apapun merupakan HAM yang bebas mereka pilih. Di
negara-negara Barat, kata pelangi atau rainbow merupakan kata yang mewakili
gerakan mereka, kaum LGBT Indonesia pun tidak mau ketinggalan dengan mengusung
Arus Pelangi untuk mewakili komunitas mereka.
Penalaran Induktif
Di Indonesia sudah berdiri “Gaya Nusantara” yang
merupakan organisasi gay. Organisasi ini digagas oleh Dede Oetomo di Surabaya sebagai bentuk perjuangan adanya
kelompok gay di Indonesia. Organisasi tersebut berdiri kaarena adanya
nilai-nilai demokrasi yang mengusung HAM, membuat para aktifis LGBT semakin
terpacu semangatnya untuk memperjuangkan hak dan menujukkan identitas mereka.
Proposisi
1.
Pelegalan pernikahan sesama jenis masih menjadi
perbincangan hangat dunia akhir-akhir ini.
2.
LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender) kemudian
menjadi salah satu isu yang diangkat untuk mengusung nilai-nilai Hak Asasi
Manusia (HAM).
3.
Deklarasi Montreal’ pada 2006, berisi rekomendasi semua
negara di dunia untuk mengakui hak-hak LGBT.
4.
Tanggal 17 Mei pun dipilih sebagai hari International
Day Against Homophobia merujuk pada keputusan WHO (World Health Organization)
yang menghapuskan LGBT sebagai penyakit seksual.
1.
Jika LGBT dilegalkan di Indonesia, maka LGBT akan
merusak moralitas masyarakat yang lebih luas.
2.
Nilai universal modernitas dan tatanan dunia baru
mengakibatkan masuknya LGBT ke Indonesia.
3.
Kaum LGBT menganggap HAM mereka tidak terpenuhi
bilamana LGBT dhapuskan di Indonesia.
Infrensi
Dalam menanggapi isu LGBT yang tengah marak
diperbincangkan di dunia saat ini, Indonesia perlu mengkaji ulang nilai
kebebasan tersebut apakah sejalan dengan nilai dan norma yang terkandung di
masyarakat dan akibat yang akan ditimbulkannya. Namun walaupun secara umum
masyarakat Indonesia menilai LGBT merupakan tindakan yang tidak bermoral, hal
tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk malakukan tindakan diskriminasi
terhadap mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)